VIRAL 'SURAT TERBUKA DARI GURU UNTUK BUPATI KUDUS"



Kepada Yth Bapak Bupati Kudus Musthofa Wardoyo
Assalamualaikum wr wb
Selamat siang bapak, ijinkan saya menyampaikan keluh kesah mewakili para guru dan tenaga pendidikan di kabupaten yang bapak pimpin. Mohon maaf saya menulis surat terbuka ini karena selain susah sekali bertemu bapak, juga agar lebih banyak masyarakat yang tahu apa yang terjadi dengan dunia pendidikan di Kudus. 
Pak Musthofa yang baik, para guru mengeluhkan program Gerakan Menabung untuk Peserta Didik yang kemarin Mei dilaunching oleh bapak. Bukan kami ingin melawan kebijakan pak bupati tapi mohon ditinjau ulang teknis program menabung tersebut.

Kami sangat setuju dengan program menabung ini. Oleh karena sebelum bapak menyelenggarakan program ini sebetulnya anak didik kami sudah menabung sejak lama. Siswa SD, terutama, menabung kepada guru. Kemudian guru secara kolektif menyetorkan ke Bank BRI, BNI, atau Mandiri.

Kenapa kami memilih bank pemerintah, karena menurut kami terjamin keamanannya.

Namun bapak bupati dan Dinas Pendidikan dan Olah Raga (Disdikpora) membuat program Gerakan Menabung Bagi Peserta Didik. Persoalannya, program ini mengharuskan para siswa menabung di satu lembaga keuangan yang ditunjuk. Bukan bank, melainkan koperasi yakni Koperasi Simpan Pinjam Logam Mulia Sejahtera.

Pertanyaan kami sederhana bapak: Apa dasarnya, apa kelebihannya koperasi ini sehingga ditunjuk untuk menampung uang tabungan siswa, selain bahwa koperasi ini tak lain adalah milik bapak bupati sendiri? Apakah memang para siswa yang banyak diantaranya berasal dari keluarga kurang mampu harus diberdayakan begitu rupa untuk mendukung (nglarisi) bisnis bapak bupati?

Namun bukan semata-mata karena koperasi ini milik bapak saja. Kami merasa berat menjalankan program ini karena beberapa hal berikut ini:

1. Kami kerepotan harus memindahkan tabungan siswa dari bank pemerintah ke koperasi milik pak bupati. 
2. Teknis menabung di KSP Logam Mulia merepotkan karena selama ini di bank pemerintah mereka (petugas bank) yang mengambil uang tabungan ke sekolah-sekolah. Namun sekarang kami harus meluangkan waktu untuk menyetorkan ke UPT setiap Rabu. Kami khawatir, waktu untuk mondar mandir dan antre yang lama itu akan menganggu kegiatan belajar mengajar siswa. 
3. Buku tabungan KSP Logam Mulia tidak mencantumkan nomor rekening dan ada tanda tangan resmi petugas KSP. Buku tabungan hanya memuat nama murid dan nama sekolah. Maka kami bertanya, lazimkah hal ini? Dimana-mana buku tabungan ada nomor rekeningnya yang menjadi bukti kepemilikan account di bank yang bersangkutan. Karena itu kami pun bertanya-tanya soal jaminan keamanan uang tabungan. Kemudian bagaimana dengan mekanisme pengambilan uang jika ada siswa yang membutuhkan secara insidental? 
4. Ketika menabung, buku tabungan siswa tidak mendapat bukti setoran berupa selembar kertas print out seperti di bank-bank pada umumnya. Catatan setoran hanya ada pada buku tabungan. Itupun tidak berupa print out melainkan tulisan tangan. Bukankah mekanisme ini rawan disalahgunakan dan bermasalah pada otentisitas bukti setoran?

Beberapa hal tersebut, jujur saja, membuat kami gelisah dan takut. Apakah bapak tahu bahwa sebagian besar sekolahan tidak benar-benar menjalankan program ini dengan benar? Karena kami takut, maka kami tidak membagikan buku tabungan kepada para siswa. Sebagian besar yang menabung adalah kami para guru, kepala sekolah, dan petugas TU sekolah. Kami menyisihkan uang setiap minggu untuk ditabungkan atas nama siswa. Sebenarnya ini tidak benar. Namun bagaimana lagi, kami tidak berani menolak secara terang-terangan karena ada isu yang beredar bahwa kami akan dipindah jika melawan perintah bupati. Kami juga tidak tega memobilisasi siswa untuk menabung di lembaga yang keamanannya tidak terjamin. Kalau nanti terjadi apa-apa pada koperasi dan berimbas pada uang tabungan siswa, bukankah kami, para guru ini, yang akan dikejar-kejar (dikuya-kuya) orang tua siswa.

Demikian Bapak Bupati. Mohon kiranya bapak bupati meninjau ulang kebijakan yang sangat tidak berpihak pada guru ini. Kami paham bahwa bapak bupati ingin bisnis pribadi sukses, namun kami kira jangan dengan cara memperalat siswa.

Terakhir, ada sebagian teman guru yang mengira bahwa sebenarnya program menabung siswa ini adalah salah satu cara bapak mengumpulkan dana untuk maju dalam pencalonan pemilihan gubernur Jawa Tengah tahun 2018 mendatang.

Namun saya pribadi tidak percaya dan tidak sependapat karena bukankah bapak Musthofa sudah kaya dan memiliki uang berlebih dari hasil menjabat dua periode di Kudus.

Tapi jika dugaan teman-teman itu benar, maka saya kira ini sungguh sebuah cara yang kurang terpuji. Saya yakin bapak bupati mempunyai ide dan cara untuk mencapai tujuan, karier, kesuksesan, dengan cara-cara yang lebih bijak dan tidak menyakiti masyarakat.

Demikian bapak, mohon maaf kalau ada tutur kata yang tidak berkenan. Terimakasih Wassalamualaikum wr wb
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/jamalishaq/surat-terbuka-dari-guru-untuk-bupati-kudus_593e586ffcd3ae06f7073512

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGEMBALIKAN PENGATURAN MICROSOFT EXCEL KE AWAL / DEFAULT

Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Unggah Karil UT (Update)

SHALAWAT KUBRO